BADKO Rayon
Depok telah melaksanakan satu kegiatan yang penting pada hari Ahad, 9
November 2014 dengan mengangkat tema “Mengenal Karakteristik Anak”
dengan harapan akan membawa pencerahan bagi para pejuang dan aktivis
TKA-TPA se-Depok dalam menghadapi karakter yang ada pada anak
didiknya.
Anak
merupakan aset yang dimiliki bagi setiap keluarga dan bangsa.
Di
dalam kehidupan anak memiliki karakter yang komplek dan dalam
penanganannya juga membutuhkan cara yang tidak sama dengan penanganan
pada anak remaja dan dewasa, sehingga ini menjadi salah satu
pelatihan yang akan memecahkan persoalan yang ada di masing-masing
unit sehingga nanti bisa saling bertukar pikiran sehingga bisa
menemukan solusi terbaik.
Dengan
mengundang psikolog dari sebuah LSM di Jogjakarta, peserta bisa
berkonsultasi secara gamblang tentang permasalahan yang ada di TPA
masing-masing. Panitia juga mengundang pakar TPA dari BADKO
yogyakarta yang nanti bisa berbagi bagaimana menghubungkan antara
anak yang ada di pendidikan formal dan pendidikan di TPA. Sehingga
bisa ditemukan jalan tengah bagaimana pendidkan formal yang mengarah
ke umum dan pendidikan TPA yang fokus di pendidikan agama. Dengan
harapan keduanya bisa saling berkontribusi dan di anak tidak ada
ketimpangan atau berat sebelah dalam menjalaninya.
Akhirnya
cita-cita mewujudkan generasi penerus yang cerdas secara emosional
dan intelektual bisa terwujud, sehingga tujuan membumikan al-qur’an
tanpa mengesampingkan ilmu pengetahuan dapat tercapai. Amin.
Pemateri
pertama, Ibu Elisa Fatimah, S.H., M.Si., membahas tentang
perkembangan psikologi pada anak. Dengan berkembangnya teknologi
informasi semakin menjadi faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan
perkembangan psikologi pada anak yang tidak hanya akan mempengaruhi
pada cara pikir anak. Sedangkan usia TKA maupun TPA merupakan usia
yang sangat menentukan kesuksesannya di usia dewasa. Karena usia ini
merupakan pondasi dimana para guru baik orangtua dan guru TPA
menentukan pola pendidikan dan pendampingannnya terhadap anak.
Pemateri
kedua, bapak Joko Prayitno, S. Psi. menyampaikan bagaimana
menyelesaikan masalah yang ada di unit TKA-TPA yang ada. Masalah yang
sangat dominan atau hampir di setiap unit TPA adalah tidak
sebandingnya antara jumlah pengajar dan jumlah santri, sehingga
terjadi kurang maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi
karena SDM yang kurang memadai, karena di lapangan hampir pengajar
TPA adalah pendatang yang statusnya adalah mahasiswa yang biasanya
setelah mereka selesai menempuh studi akan kembali ke daerah asal
atau kampung halamannya.
Kemudian ini berdampak pada berlangsungnya
proses pembelajaran, lebih lagi apabila pengajar yang meninggalkan
TPA tidak mencari pengganti. Ini juga menjadi masalah sendiri yang
tidak mudah untuk diseleaikan sedangkan SDM lokal belum memiliki
kesadaran akan pentingnya pendidikan TKA-TPA. Tentunya ini menjadi PR
kita bersama yang perlu kita selesaikan dengan penanganan yang serius
dan berkelanjutan. Akhirnya, panitia berharap semoga kegiatan ini
menjadi pondasi awal kepada rekan-rekan untuk selalu bersemangat
dalam berjuang membangun generasi qur’ani dan generasi yang
berakhlaqul karimah. Amiin.