Friday, April 12, 2013

F-BOM Menjadi Cerita-ku

Sunday, 7 April 2013
F-BOM Menjadi Ceritaku-ku
F-BOM Crew
Pagi itu masih samar-samar karena nyawaku yang belum sepenuhnya menyatu dengan ragaku, seiring udaranya yang masih segar mempengaruhi mataku untuk tetap terpejam. Rasa ngantuk pun memberikan nikmat tersendiri bagiku pagi itu. Namun aku paksakan untuk tetap terjaga karena hari ini tidak boleh males-malesan. Aku pun mempersiapkan diri, mengganti pakaian dengan kemeja batik hijauku, meskipun statusnya masih ngebon alias belum dibayar. Hehe,,, Ku melewati jalan raya solo kondisi kendaraan di jalan yang masih teratur membuatku semakin bersemangat. Ku pacu sepeda jengki-ku sambil menyanyikan beberapa irama lagu menuju tempat berjuang hari ini. Hari ini adalah puncak acara F-BOM, tentunya penasaran kan? Apa sih F-BOM? Merek sabun kah? Hanya hitungan menit aku pun sudah sampai di lokasi. Ku lihat sudah banyak orang di sini karena acara F-BOM bersamaan dengan Islamic Book Fair (IBF). Nah, F-BOM adalah salah satu rangkaian acara yang ada dalam pameran tersebut. Pihak penyelanggara IBF menggandeng BADKO Rayon Depok untuk menghandle agenda lomba islami seperti sebelumnya yang sudah pernah dilakukan di GOR UNY bersama Syaka Even Organizer, yang dinamakan F-BOM ke-1.
Sekitar 4 orang yang mengenakan batik hijau lorek putih aku amati dari jauh, sepertinya mereka tengah sibuk mempersiapkan tempat untuk peserta lomba. Sebagian mulai menggelar tikar di depan panggung untuk tempat duduk para peserta lomba, ada juga yang mengangkat kursi untuk dipindahkan sementara. Hanya seorang yang tidak mengenakan baju hijau saat itu, Pak Kushartanto. Beliau adalah sosok yang patut dijadikan idola. Meski sudah berkeluarga tetapi semangat berjuangnya sangat menggebu-gebu, datang selalu tepat waktu dan paling rajin mendatangi rapat. Belum ada duanya pokoknya. “Beliau sudah berkeluarga, betapa repot dan banyaknya urusan di rumah. Tetapi masih menyisihkan waktu untuk kegiatan ini. Semoga hidupnya semakin berkah pak..!” gumamku sambil mengangkat satu tikar berwarna hijau dan menghamparkannya.
Ada Dedi, Pandu, Harno,,, aku agak kaget dan kagum juga. Ternyata mereka bisa bangun pagi juga yaaa..hehe.. Aku pun menyapa mereka dengan uluk salam dan aku sodorkan telapak tanganku untuk mengajak bersalaman. Aku pun langsung ikut campur dan berusaha untuk membantu mereka mempersiapkan semua. Aku salah satu panitia penyelanggara F-BOM kali ini. Aku ditugaskan sebagai Humas dan PJ lomba adzan dalam kepanitiaan kali ini. Tapi aku gak pengin dapatkan hal yang rumit, hanya terima jadinya aja. Lanjut.....
Oya, tugas humas menyebarkan pamflet lomba ke TPA-TPA untuk perekrutan peserta, tugas ini yang bakal menentukan lomba jalan atau tidaknya. Kerja team pun menjadi hal yang sangat penting untuk pekerjaan yang satu ini. Dan ini dilakukan jauh hari sebelumnya. Nah, sekarang di hari acaranya aku diberi tanggung jawab sebagai PJ adzan. Alhamdulillah peserta lumayan banyak, ada 19 anak yang berpartisipasi dalam lomba ini.
Semakin bertambahnya ketinggian matahari, jumlah peserta pun mulai banyak yang datang. Peserta harus melakukan daftar ulang untuk mendapatkan nomor peserta dan sebuah pin cantik. Walau sebenarnya gak terlalu bagus sih, tapi untuk anak-anak akan menjadi barang yang bersejarah nantinya. Setelah semua tempat untuk lomba sudah siap, registrasi pun di lakukan sesuai dengan PJ masing-masing. Aku pun ikut menjadi salah satu penerima peserta yang melakukan registrasi. Oya, aku bertemu temenku juga di pendaftaran, Ryo dan Ibnu. Dulu pernah bertemu di acara TPA juga. Ternyata mereka mengantarkan lomba santri-santrinya. Ada cerita lucu dari santrinya yang ikut lomba menggambar: Naysa namanya. Dia mutung (jawa) “Kenapa harus diselesaikan kalau memang gak juara” gumamnya sebagai ugkapan kekesalannya. Aku pun membatin “Maklum aja, masih anak-anak” kayaknya kebiasaan di rumahnya juga. Mungkin karena ortunya selalu memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Jadi belum terbiasa dengan arti sebuah perjuangan dalam mendapatkan sesuatu sama halnya dalam berkompetisi. “Ah, itu hanya opiniku saja, itu kan hanya salah satu proses pendewasaan. Pada saatnya juga ia akan mengerti.” Aku membatin.
Kronologi acaranya alhamdulillah lancar, walau pada akhir acara harus diguyur hujan yang cukup lebat. Berikut kronologinya:
Acara ini dibuka tepat pukul sembilan lebih sedikit, oleh ketua badko kabupaten sleman Bapak Mujiono S.Pd, sekaligus sambutan. Ada yang menarik dari apa yang disampaikan. Mungkin karena beliau seorang aktivis TPA juga menjadikan kesan sambutan yang formal menjadi lebih komunikatif dan santai. Apalagi pas beliau memberikan hadiah bagi peserta yang bisa menjawab pertanyaan yang beliau berikan. Ada dua buah pertanyaan yang beliau berikan beserta hadiah bagi yang berani maju untuk menjawab. Ada hal yang menarik dari sini ”Bukan hadiah yang menjadi tolak ukurnya, tapi keberanian untuk menjawab dan maju adalah lebih penting.” katanya. Semoga dengan partisipasi para santri dalam lomba tersebut dapat menjadikan pendidikan mental yang berani dan berprestasi, serta bekal untuk kehidupan masa depannya” imbuhnya.
Menjelang pengumuman hasil lomba diisi dongeng. Ditengah berlangsungnya dongeng,  hujan pun turun dengan derasnya. Sehingga peserta harus menyelamatkan diri ke daerah aman dari kejaran air yang ditiup angin sehingga atap tarub pun tidak mampu melindungi dengan sempura. Anak-anak pun naik ke atas panggung karena air yang mulai membasahi halaman. Acara ini diisi oleh seorang pendongeng Kak Mukhlisul Fatih, ia juga seorang penulis buku, salah satunya adalah tentang pedoman TKA-TPA untuk materi pengetahuan islam.
Kak Isul sedang memprovokasi para peserta Lomba
Pesannya sangat sederhana: bakat sehebat apapun kalau hanya di latih dan dikembangkan tapi jika tidak di kompetisikan tidak akan dikenal masyarakat apalagi menjadi juara. Oya ngomong-ngomong juara/prestasi harus ada 2 hal yang harus dipenuhi yaitu; kemauan dan kemampuan. Kemauan adalah minat untuk berkarya dan menghasilkan sesuatu. Sedangkan kemampuan adalah kesanggupan untuk mengorganisasikan potensi sumberdaya yang ada di sekitarnya untuk mengasilkan menfaat dan nilai tambah bagi lingkungannya (komunika;edisi 20;2). 
Ceritanya diawali dengan seeorang petualang yang hidup di hutan, suatu hari ia pingsan dan ditemukan oleh Tuan Kyai, kemudian ia sadar setelah Tuan Kyai memberi minuman susu yang sangat enak kepadanya. Dari sini sang petualang pun ingin mendapatkan susu yang lebih banyak. Akhirnya Tuan Kyai memberi nasihat agar sang petualang memelihara seekor sapi miliknya. Kebetulan sang Kyai adalah seorang peternak sapi di rumahnya, ia juga memiliki karyawan yang cukup banyak untuk mengurus sapi-sapinya. Karyawannya adalah para santri yang menimba ilmu di pesantrennya. Sampai akhirnya Tuan kiyai memberikan kepada sang petualang seekor sapi untuk dirawat. Akhirnya sapi itu dibawa pulang oleh sang Petualang tadi ke rumahnya untuk dipelihara. Benar, pada hitungan beberapa bulan sapi itupun tumbuh sehat dan gemuk. Namun, sapi tersebut tidak menghasilkan susu sama sekali. Hati Sang petualang pun kecewa sekaligus marah, kemudian ia mengadu kepada Tuan Kyai, tentang kejadian yang menimpanya. Karena tidak sesuai apa yang dijanjikan oleh Kyai, bahwa sapi itu akan menghasilkan susu yang sangat banyak. Percakapan pun terjadi antara Tuan Kyai dan sang petualang. Sampai akhirnya diketahuilah penyebab kenapa sapi itu tidak menghasilkan susu sama sekali. Penyebabnya adalah karena sang petualang tidak pernah memerah susu sapi itu. Pelajaran yang bisa dipetik dari cerita diatas, sudah saya tulis di pembuka ceritanya,,,hehehe
Kegiatan ini terdiri dari berbagai lomba, meliputi adzan, mewarnai, menggambar, kaligrafi, pildacil, dan tartil. Masing-masing mempunyai penanggung jawab (PJ) lombanya. Seperti lomba pada umumnya peserta terbanyak  di raih oleh lomba mewarnai dan menggambar. Tapi pada lomba kali ini tetap dibatasi jumlah pesertanya, karena alasan waktu yang terbatas juga. Maka semuanya harus bisa disiasati agar dapat berjalan dengan baik. Begitupun ketika ada yang mau daftar di hari H, kami (panitia) sudah menginfokan sebelumnya bahwa pendaftaran sudah ditutup. Karena jika hal ini terjadi akan mempengaruhi kefektifan kegiatan lomba, selain itu juga akan mempengaruhi semuanya dari konsumsi yang harus mencari tambahan, administrasi yang harus mengobrak abrik data... pengalaman langsung,,, ;-(
Penyerahan hadiah untuk pemenang Lomba pidato
Tepat pukul 13.30 WIB, detik-detik pengumuman pemenang lomba pun segera dimulai. Pengumuman lomba dipandu oleh kak Jo (Ahmad Prasojo). Pertama lomba mewarnai, hadiah diserahkan oleh ketua panitia F-Bom, Firmanto. Pemenang lomba menggambar diserahkan oleh bapak Kushartanto. Lomba tartil oleh Wildan. Adzan diserahkan oleh kak Wahyu (Ustadzah). Lomba kaligrafi oleh kak Aziz, lomba pildacil oleh kak Intan,,,(lupa namanya.com) Sorak sorai kegembiraan dibarengi dengan suara hujan yang sejak siang tadi mengguyur acara ini membuat suasana semakin meriah saja. Kegalauan para peserta lomba pun sudah terobati, meskipun ada yang belum beruntung untuk menjadi juara pada lomba kali ini.
Setelah selesai acara foto bersama pun tidak bisa lepas dari momen ini. Berbagai gaya narsispun memenuhi memori SLR yang dioperasikan oleh Mas Imam,, “Ustad juga boleh narsis kali” gumamku. Eitz,,, jangan lupa prinsip ”Kebersihan adalah sebagian dari iman yaaa”.. Aksi peduli lingkungan pun digiatkan secara bergotong-royong. Membersihkan lokasi dari sisa sampah yang berserakan. Kata-kata ini cukup ampuh untuk menggerakkan aksi ini. Hahaha.,,, Jangan cuma bisa menasihati santriny aja, tapi juga harus bisa memberi contoh berupa tindakan nyata yaaaa...
Evaluasi: 
“Mari kita buka dengan salam dan do’a sebelum makan...” gumamku. Karena sebuak kotak nasi sudah ada di depanku. Artinya waktu untuk makan sudah di depan mata. Tinggal buka mulut dan GOAL... evaluasinya ditunda dulu yaaa. Nunggu informasi dari panitia,,, Mungkin besok atau besoknya lagi,,,
Tunggu cerita-ku selanjutnya yaaa...

No comments:

Post a Comment